Rabu, 02 November 2016

Sungguh Mengharukan ! Kisah Sedih Humaida, Keluarga Pilih Suntik Mati, Kok Bisa ?

Kesehatan memang mahal harganya. Sudah sepantasnya apabila kita selalu bersyukur apabila diberi nikmat kesehatan oleh Allah. Kali ini, ada sebuah keluarga yang sedang ditimpa musibah. Melihat salah satu anggota keluarga cuma bisa tergolek lumpuh tak bisa melakukan apapun, tentu menyayat hati siapapun. Apalagi jika orang tersebut adalah ibu kamu sendiri. Kamu pasti bakal melakukan apapun supaya sang ibu bisa sembuh seperti sedia kala. Hal itulah yang juga dirasakan oleh Januar As Ari.

Sudah 5 tahun 7 bulan ini, Januar dan keluarganya harus menguatkan hati karena sang ibu, Humaida, terbaring lumpuh tak berdaya dalam perawatan medis. Kini perempuan berusia 46 tahun itu cuma bisa diam di ranjang RSUD Pangliam Sebaya Tanah Grogot, kabupaten Paser, Kalimantan Timur. Selama lima tahun kelumpuhannya itu, Humaida cuma bisa menatap kosong.


Cerita pilu Humaida ini pun dituturkan oleh putra sulungnya, Januar. Menurut Januar, semuanya bermula pada tahun 2011 kala ibunya melahirkan adik keempatnya dalam penanganan dua dokter anestesi dan kandungan serta perawat di sebuah klinik pengelolaan PD Muhammadiyah Paser. Dua jam usai melahirkan, Humaida melakukan sterilisasi alat KB, tetapi kesehatannya perlahan turun.



"Sempat tak ada denyut di nadi ibu saya sekitar 30 menit. Fisik ibu saya terus menurun, padahal ibu saya sudah empat kali melahirkan dan semuanya berjalan normal. Tapi bukan di klinik Muhammadiyah ini. Belum ada satupun pihak yang bertanggungjawab terkait kondisi ibu. Awalnya bapak takut menyoal ini, juga karena kondisi ibu nggak bisa ditinggal. Kondisinya naik-turun dan perlu didampingi. Tapi sekarang sudah stabil cuma ibu saya jadi lumpuh bertahun-tahun," cerita Januar panjang lebar

Baca Juga : Wow, Ternyata Seperti Ini Wajah Jadul Aura Kasih 10 Tahun Lalu  

Januar melanjutkan kalau akhirnya Humaida dibawa ke RSUD Panglima Sebaya. Namun sebulan kemudian si ibu dilarikan ke RSUD dr Kanujoso di Balikpapan selama empat bulan dan keluarga sama sekali tak mendapat penjelasan rinci kondisi Humaida yang memburuk. "Kondisi ibu yang menurun hingga tak sadarkan diri karena cidera otak dari keterangan medis. Bapak nggak suka ribut jadi menunggu pihak bertanggungjawab di klinik. Tapi nggak ada itikad baik juga. Bagaimana bisa KB steril kemudian cidera di otak ibu saya."

Pengobatan bertahun-tahun akhirnya membuat keuangan keluarga Januar tergerus. Tak mau menyerah, Januar pun mengadu ke PD Muhammadiyah Paser, PP Muhammadiyah Yogyakarta dan IDI Kalimantan Timur. Pedih dan kekecewaan tinggi membuat keluarga mempertimbangkan untuk melakukan suntik mati. "Kalau berbagai upaya kita tak ada yang berhasil, permintaan suntik mati akan diajukan ke Mahkamah Agung. Kita sudah tiba di fase frustasi, kecewa bercampur aduk," tutup pemuda yang baru saja lulus dari Universitas Mulawarman Samarinda ini

Tidak ada komentar:

Posting Komentar