Penggunaan Teknologi di bidang pertanian sepertinya masih perlu banyak sosialisasi. Salah satunya yaitu, Petani Desa Tosari, Kecamatan Brangsong, masih butuh beradaptasi dengan mesin perontok padi bantuan Kementerian Pertanian. Saat panen perdana padi varietas situbagendit, Senin (88/2016), petani setempat mengaku kurang terbiasa menggunakan alat tersebut, padahal mesin itu lebih efektif dibandingkan menggunakan tenaga manusia.
Seorang mantri tani, Setia Budi mengatakan, jika mesin perontok padi tersebut kerap kelebihan beban saat menggiling padi. Dampaknya, beberapa kali mesin terperosok ke dalam tanah berlumpur. Mesin juga hanya bisa maksimal saat baru berjalan beberapa meter, lantaran petani belum terbiasa mengoperasikannya.
"Sebenarnya mesin ini lebih efektif dan efisien, bahkan kotoran dari tanaman padi jdi lebih mudah dibersihkan. Cuma kami kurang terbiasa," katanya.
Kelebihan tersebut menjadi pengalaman tersendiri bagi petani, yang selama ini hanya bisa menumbuk padi dengan cara manual. Seorang petani dari Kelompok Tani Sumber Bogo, Suseno, mengatakan jika para petani sebenarnya antusias terhadap keberadaan alat tersebut.
"Kami harap panen padi berikutnya kami sudah lancar mengoperasikannya sehingga produksi padi semakin maksimal. Lagi pula biayanya jauh lebih murah dibandingkan memakai tenaga manusia," ujarnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar