Selasa, 20 Desember 2016

Ya Allah, Saya Menangis dan Malu Sekali Setelah Membaca Kisah Nyata ini

Salah satu kisah yang bisa menjadi inspirasi bagi semua orang. Seorang pedagang hewan qurban berkisah tentang pengalamannya: suatu hari Seorang ibu datang memperhatikan dagangan saya. Dilihat dari penampilannya sepertinya tidak akan mampu membeli.


Namun tetap saya coba hampiri dan menawarkan kepadanya, “Silahkan bu…”, lantas ibu itu menunjuk salah satu kambing yang termurah sambil bertanya,”kalau yang itu berapa Pak?”.

“Yang itu 700 ribu bu,” jawab saya. “Harga pasnya berapa?”, Tanya kembali si Ibuu. “600 deh, harga segitu untung saya kecil bu, tapi biarlah gpp…… . “Tapi, uang saya hanya 500 ribu, boleh pak?”, pintanya.

Waduh, saya bingung nihhh, karena itu saja sudah harga modalnya bu, akhirnya saya musyawarah dengan teman sampai akhirnya diputuskan diberikan saja dengan harga tersebut kepada ibu tadi


Sayapun mengantar hewan qurban tersebut sampai kerumah ibu tersebut, begitu tiba dirumahnya, “Astaghfirullah……,

Allahu Akbar…, terasa menggigil seluruh badan saya karena seketika melihat keadaan rumah ibu itu.
Rupanya ibu itu hanya tinggal bertiga, dengan ibunya dan puteranya tinggal dirumah gubug berlantai tanah tersebut. Saya sekalipun tidak melihat tempat tidur atau kasur,
kursi ruang tamu, apalagi perabot mewah atau barang-barang elektronik lainnya,. Yang terlihat hanya dipan kayu beralaskan tikar dan bantal

Diatas dipan, tertidur seorang nenek tua kurus. “Mak…..bangun mak, nih lihat saya bawa apa?”, kata ibu itu pada nenek yg sedang rebahan sampai akhirnya terbangun. “Mak, saya sudah belikan emak kambing ini buat diqurbankan, nanti kita antar ke Masjid ya mak….”, kata ibu itu dengan penuh kegembiraan.
Si nenek sangat terkaget meski nampak bahagia, sambil mengelus-elus kambing itu, nenek itu berucap, “Alhamdulillah, akhirnya kesampaian juga kalau emak utnuk berqurban”.

“Nih Pak, uangnya, maaf ya kalau saya nawarnya sangat kemurahan, karena saya ini hanya seorang tukang cuci di sekitaran kampung sini, saya sengaja mengumpulkan uang ini untuk beli kambing yang akan diniatkan buat qurban atas nama ibu saya….”, kata ibu itu

Kaki ini bergetar, dada terasa sesak, sambil menahan haru tetes air mata, saya berdoa , “Ya Allah…, Ampuni dosa hamba, hamba malu berhadapan dengan hamba-Mu yang pasti lebih sangat mulia ini daripada saya, seorang yang miskin harta namun kekayaan Imannya begitu luar biasa”.
“Pak, ini ongkos kendaraannya…”, panggil ibu itu,”sudah bu, biar ongkos kendaraanya saya yang bayar’, kata saya.

Saya lekas cepat pergi sebelum ibu itu tahu kalau mata ini sudah basah berlinang air mata karena tak sanggup menahan haru dan mendapat teguran dari Allah yang sudah mempertemukan saya dengan hambaNya yang dengan penuh kesabaran, ketabahan dan penuh keimanan ingin memuliakan orang tuanya…….
Untuk mulia ternyata tidak perlu harta berlimpah, jabatan tinggi apalagi kekuasaan, kita bisa belajar keikhlasan dari ibu itu untuk menggapai kemuliaan hidup.


Berapa banyak diantara kita yang diberi kecukupan dan penghasilan, namun masih saja ada kengganan untuk berkurban, padahal bisa jadi harga handphone, jam tangan, tas, ataupun aksesoris yg menempel di tubuh kita harganya jauh lebih mahal dibandingkan seekor hewan qurban. Namun selalu kita sembunyi dibalik kata tidak mampu atau tidak dianggarkan.

Sumber : tausiahpedia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar